This is a sad love story about a young man and woman who once met at a party. The girl was quite beautiful, as every man wanted her. The man was an average guy that no one really paid much attention too. After the party was over he got up the courage to invite her for a cup of coffee. She accepted his invitation and together they went and sat down in a small coffee shop. He was very nervous and did not say much, which made her feel a little uncomfortable when the young man finally spoke and ask the waiter to bring him some salt. He then took the salt and poured some into his coffee.


Many people began to stare at what the young man had done. His face began to turn red, but he continued to pour the salt into his cup of coffee. The young woman then asked him why did you put salt in your coffee. He then went on to tell her that when he was a young boy he lived near the ocean and how he loved playing in the salty water. So each time he has coffee he puts salt in it and it reminds him of his childhood days of living near the ocean and how much he missed his home town and his late parents too.


After listening to his story her eyes began to fill with tears. She was so touched by his story that seemed to come deep from inside his heart. She though a man who can tell about his feelings of being home sick and his inner feelings about his late parents has the kind of compassion that she just admired very much.


As time went on they began to date and she discovered just how kind-hearted, warm, caring, and what a loving person he was. She loved his sweet love words and love phrases that he always said to her. She thought how she almost missed out on getting together with him if it was not for the salty coffee. This story then became like so many other stories. They would go on to marry and would live happily for many years to come. Every time she made him a cup of coffee she would put salt into it as she knew he would always want it that way.



Thirty years went on by and he passed away and he left her a letter that she would read. It said, 

"My dearest wife, I hope you will forgive me as I once told you a lie. It was the only lie I ever told you. Do you recall the very first time we had met. I was quite nervous with you sitting with me at the coffee shop. I wanted some sugar but instead I said salt. It was a mistake and also it was hard for me to admit it, so I just went along with it and let you think I really wanted salt instead of sugar, I was too embarrassed to tell you that part. And now that I am dying I need to tell you about this sad romantic story. I really did not like salt in my coffee, but I had salt in my coffee ever since we had met and I always knew I would never have any regrets or feel sorry for what I had done. Having you as my wife gave me the greatest happiness I had ever experienced in my whole life.If I was able to live even a little longer I would still use salt in my coffee a second time and I would continue to love you as my wife even if I had to live a life again with the lie of drinking coffee with salt added to it."

Tears filled up in her eyes as she thought some day somewhere someone may ask her just what does coffee taste like with salt added into it. She knew just what she would say. She would simply reply,I LOVE YOU MY SALT COFFEE ...




Ini Sejarah..
Sejarah Kita...
Kita tidak pernah berjumpa…
Kini…kita mangsa situasi hidup kita…
Kita ibarat berperang….




Aku bersedia…
Angkatan perang, siap!
Senjata, siap!
Kuda-kuda, siap!
Kereta kebal, siap!


Engkau bersedia…
Angkatan perang penuh api
Senjata penuh ketepatan
Tembok tinggi…
Kebal kubu engkau ….


Bila fajar tergelincir dari awan,
Aku bermula ….
“SERANG!!!!!!”
Bola api aku lempar!
Panahan beracun aku lancarkan!
Seorang demi seorang aku bunuh!
Darah berkeliaran…
Mayat bersepah ….




Tembok engkau, aku musnahkan..
Tembakan kereta perang satu demi satu …
Runtuh pertahanan engkau….
Anak-anak aku menyelinap masuk….
Engkau tertangkap…
Hahahahaha! Gembira aku rasa!
KITA MENANG!!!!!!!

Di hadapan aku,
Tertunduk malu engkau …
Bersujud di hadapan aku….

Tiba-tiba,
Saat kau palingkan wajahmu….
Mata kita saling mengunci….
Terdiam…
Terpaku…
Hati aku bersorak …

Rendah ego aku..
Aku berlutut…
“Sudi engkau menjadi permaisuriku?”
Engkau menangis….
Engkau mendakap aku….
Rupanya, engkau jodoh aku….
Demkianlah, tertutupnya kisah
Pahlawan Matahari dan Srikandi Bulan…
Bersatu dua buah Negara,
Mencipta sebuah Negara yang aman dan damai ….







Parit Raja
8.00 PM
27 November 2011






Today . . .
Bila aku dengar lagu cinta
Aku terbayang engkau
Memori di gerabak kereta api, sejarah kita

Kini,
Ruang imaginasi aku diangkat …
Wajahmu penuh disitu …
Kenangan kita terjemah jelasnya …
Tiada batas lagi …
Hanya engkau dan aku …

Mungkin…tiada jodoh ….
Tapi bila I miss you,
Kapasiti mindaku bercelaru …
Karut semuanya….
Yang pasti….
Adakah engkau memikirkan aku?
Harapan tatkala sunyi
Cahaya tatkala muram
Pudar …. Luput …. Lenyap…..


Goodbye sayang J




Batu Pahat
2.50 PM
20 Nov 2011






Malam ini bulan tersenyum…
Bintang ketawa…
Mereka gembira…

Aku sunyi…
Hidup dalam kepalsuan..
Ruang realiti hanya wujud segenap dalam fatamorgana aku…
Aku sesat…
Aku keliru….
Ke mana harus aku letakkan perasaan ini….

Tipu…bohong...berlakon...
Itu semua permainan aku…
Aku hanya berharapkan impian..
Illusi aku memakan diri aku…

Aku terjerat…
Aku terperangkap…


Maafkan aku sayang…




Parit Botak
10.35 PM
24 November 2011







Andai ruangan sanubari aku terbuka luas
Andai cita-cita aku berkobar
Andai mampu aku memilih
Andai suka aku ini bebas
Andai jiwa aku punya kuasa
Andai pemikiran aku berkelebihan


Engkau … tidak akan dapat lari
Engkau … aku akan eksploit
Engkau … aku akan ratah
Engkau … aku akan gomol
Engkau … aku akan rampas
Engkau … hanya ada satu…


Andai….engkau, aku... bisa bersatu …

Hmmmm…. Bila? Sampai mati? Sampai neraka? Syurga?
Bermimpilah aku seorang …
Putus kewarasan…


Hoi! SEDARLAH!! THIS IS JUST A DREAM!!!!!





Laman Rumah
6.00 PM
26 November 2011



RELA


Engkau putih … Aku hitam …
Setahun kita berdua…
Tapi kini….
Lopak-lopak cinta tiada ubatnya lagi…
Rela? TAK!

Engkau burung … Aku Gajah…
Pandanganmu ibarat kerak bumi
Suaraku ibarat awan mendung
Rela? Mungkin

Engkau buku … Aku kayu …
Mengemis awan malam ini …
Gugur segala kandungan langit…
Tiada limitasi dalam hubungan ini…
Rela? Mmmm…..TIDAK!

Engkau cawan … aku kereta …
Gerak langkah ini….tiada sekatanya….
Gegar kata ini…. Tiada serangkainya…
Gugur hati ini….tiada seiringnya…
Gentar jiwa ini…tiada sehaluannya…
Rela? ……. Ya……


Aku rela..
Iman kita berbeza…
Niat kita tidak sebumbung ….
Biarlah aku rela…..


Rela …









Baby dah makan?
Aku terdiam..
Terkedu…
Engkau menawan….


Baby tengah buat apa?
Persoalan diajukan lagi…
Again, engkau senyap…
Engkau menggoda….


Baby suka rabbit yang I bagi?
Air mata aku mengalir…
Aku tergamam…
Engkau baik …


Baby, I balik dulu ya?
Hati aku kata, “JANGAN!”
Tangan aku melambai…


Baby, I love you!
Aku tersenyum…
Aku tahu ini takdir…
Aku terima ini…


Semoga awak tenang di syurga nanti sayang J





Bilik
1.00am
25 November 2011





Menatap bumbung tinggi…
Berbaring di atas empat segi konkrit…
Katil namanya..
Beribu perasaan bermain dalam hati..


Tiba-tiba..
Keluar benci dari telingaku….
Keluar marah dari lubang hidungku….
Keluar sedih dari mulutku…
Keluar keliru dari pusatku….
Keluar amarah dari celahan biji mataku….


AH!!!!!!!! Aku jerit….. SAKIT!!!!!! YA ALLAH!!!!



Lajunya…
Datang benci mematuk-matuk mataku…
Bertaburan biji mataku…
Hilang penglihatanku…


Datang marah membelit-belit tanganku….
Mematahkan jari-jariku….
Hilang sentuhanku….


Datang keliru menggigit-gigit lidahku…
Melapah medium percakapanku…
Hilang rasaku…

Datang sedih mengorak-ngorek lubang hidungku…
Najis, bulu…semuanya terkeluar…
Hilang bauku…


Datang amarah mencabut-cabut telingaku…
Musnah gegendang telingaku….
Hilang pendengaranku….


AHHHH!!!!! ALLLAHHH!!!!!!


.........

Aku tiada apa lagi….

Datang bahagia mengambil rohku…
Aku terbang…
Jasadku terbiar….
Busuk…..Reput….


Aku berdosa….





Bilik
2.30AM
24 November 2011



NOTHING




Dulu…
Aku bodoh..
Aku lupa…
Aku susut…
Aku diam…
Bukan siapa-siapa…

Dulu..
Engkau tanganku
Engkau kakiku
Engkau otakku
Bukan lagi kini….

Sekarang …
Aku masih aku
Engkau masih engkau
Tiada apa-apa..

Nothing ….



Batu Pahat
9.00 PM
21 November 2011